HilalMap adalah layanan online yang merupakan penerapan perhitungan falakiyah (astronomis) untuk membuat peta visibilitas hilal atau bulan sabit dalam menentukan awal bulan kalender hijriyah. Peta visibilitas bulan sabit bisa membantu dalam Rukyatul Hilal untuk lokasi tertentu.
Peta visibilitas hilal ini juga menunjukkan derajat kesulitan dalam melihat bulan sabit tersebut:
• Wilayah warna hijau: apakah hilal mudah dilihat mata telanjang,
• Wilayah warna kuning: apakah hilal harus dicari dahulu dengan bantuan alat optis,
• Wilayah warna oranye: apakah hilal hanya bisa terlihat melalui alat optis, atau
• Wilayah tanpa arsiran warna: bahkan hilal tak bisa dilihat mata dengan alat optis sederhana.
• Warna abu-abu: bulan sudah tenggelam saat maghrib
• Warna hitam: bulan belum ijtima' saat maghrib
Peta visibilitas hilal ini, selain membantu dalam rukyatul hilal, ia juga bisa digunakan
untuk menentukan kapan bulan hijriyah dimulai. Dengan kata lain, peta ini bisa digunakan untuk membuat
Kalender Islam.
Dari peta visibilitas bulan sabit ini, bisa diketahui pada tanggal berapa
bulan sabit (hilal) bisa dilihat pertama kali dalam setiap awal bulan hijriyah.
Peta visibilitas hilal biasanya dibuat untuk melihat kemungkinan
hilal bisa dirukyat (imkan rukyat) pada hari saat terjadinya
ijtima' (konjungsi bulan) atau sehari setelah ijtimak.
Aplikasi ini masih dalam versi beta dan dalam pengembangan. Kode algoritma yang digunakan melibatkan penghitungan berulang yang cukup banyak. Pembuatan peta imkan rukyat (kemungkinan hilal bisa dirukyat) akan memerlukan waktu sekitar 20 detik (untuk peta yang belum tersimpan di server kami).
Versi sebelumnya berbasis JavaScript bisa dilihat di sini: HilalMap JS.
Peta visibilitas hilal merupakan cerminan dari hasil observasi, atau pengamatan, munculnya hilal atau bulan sabit muda selama puluhan tahun. Data rukyatul hilal yang valid dan bisa dipercaya, dikumpulkan dan dianalisa untuk menemukan parameter atau variabel yang mempengaruhi kapan hilal bisa dilihat. Salah satu parameter yang telah secara ilmiah dibangun adalah nilai q yang dihitung oleh Muhammad Odeh, 2016. Nilai q ini lebih jauh lagi dihitung berdasarkan posisi bulan di langit, besarnya sabit bulan, ketinggian hilal dari ufuk, sudutnya terhadap matahari dan beberapa faktor lainnya. Nilai q ini bisa dihitung untuk setiap lokasi tertentu pada tanggal tertentu.
Dari nilai q inilah, setiap lokasi akan dikategorikan atau dikelompokkan berdasarkan besarnya kemungkinan bulan sabit atau hilal bisa dilihat.
Secara singkat, berikut ini adalah algoritma yang digunakan untukk membuat peta visibilitas - HilalMap di atas:
Tentukan tanggal pengamatan. Biasanya sekitar terjadinya konjungsi atau ijtima' bulan.
Untuk setiap lokasi, tentukan koordinatnya dan hitung waktu matahari terbenam.
Untuk setiap lokasi, hitung posisi bulan pada saat matahari tenggelam.
Untuk setiap lokasi, hitung nilai 'q' dan kelompokkan berdasarkan kemungkinan hilal bisa dilihat.
Tandai lokasi dengan warna tertentu berdasarkan kelompok di atas.